Elizabeth Bathory (Lancer) |
Tinggi/Berat : 154cm* ・ 44kg
Negara Asal : Hungaria
Jenis Kelamin : Perempuan
Noble Phantasm : Báthory Erzsébet - Demon Daughter of Fresh Blood (Lancer)
Noble Phantasm : Báthory Halloween Erzsébet - First Class Demon Daughter of Fresh Blood (Caster)
Noble Phantasm : Báthory Halloween Erzsébet - First Class Demon Daughter of Fresh Blood (Caster)
Sejarah
Elizabeth Bathory, sebuah nama yang sangat melegenda hampir
dipenjuru benua Eropa tidak terkecuali didunia. Dan Elizabeth dikenal
sebagai countess Hungaria dari keluarga
Báthory. Keluarga ini diingat untuk pertahanan melawan Utsmaniyah. Ia terkenal
sebagai pembunuh berantai dalam sejarah Hungaria dan Slowakia dan diingat
sebagai Wanita Berdarah Csejte (kini Čachtice).
Namun bukan karena legenda kecantikannya yang membuatnya
terkenal tapi dikarenakan dia merupakan seorang pembunuh berantai terbesar
dalam sejarah, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia
ditangannya. Ini adalah pencapaian rekor sebuah kasus pembunuhan berantai yang
dilakukan oleh seorang individu dengan memakan korban tertinggi sepanjang
sejarah umat manusia.
Elizabeth Bathory lahir di Hungaria tahun 1560, kurang lebih
100 tahun setelah Vlad “The Impaler” Dracul meninggal. Kakek buyut Elizabeth
Bathory adalah Pangeran Stephen Bathory yang merupakan salah satu Ksatria yang
memimpin pasukan Vlad Darcul ketika dia merebut kembali kekuasaan di Walachia
seabad sebelumnya.
Orangtua Elizabeth, Georges dan Anna adalah bangsawan kaya
raya dan merupakan salah satu keluarga ningrat paling kaya di Hungaria saat
itu. Keluarga besarnya juga terdiri dari orang-orang terpandang. Salah satu
sepupunya adalah perdana menteri di Hungaria, seorang lagi adalah Kardinal.
Bahkan pamannya, Stepehen kemudian menjadi Raja Polandia.
Namun keluarga Bathory memiliki “sisi” lainnya yg lebih
“gelap” selain segala kekayaan dan popularitasnya. Disebutkan bahwa salah satu
pamannya yang lain adalah seorang penganut Satanis dan penganut Paganisme
sementara seorang sepupunya yg lain memiliki kelainan jiwa dan gemar melakukan
kejahatan sexual.
Elizabeth Bathory Event Halloween (Caster) |
Dengan demikian Elizabeth bisa tetap menggunakan nama keluarganya yaitu Bathory dan tidak menjadi Nadasdy. Kedua pasangan tersebut kemudian tinggal di Kastil Csejthe, yang merupakan sebuah kastil di atas pegunungan dengan desa Csejhte yang ada dilembah dibawahnya.
Suaminya jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferencz
lebih sering berada di medan pertempuran melawan Turki Usmani (Ottoman).
Ferencz kemudian menjadi terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran,
bahkan dianggap sebagai pahlawan di Hungaria dengan julukan “Black Hero of
Hungary”.
Elizabeth yang masih muda tentu senantiasa merasa kesepian
karena selalu ditinggal sang suami. Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi
kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yang melayaninya
selama sang suami tidak berada di tempat.
Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih
gelapnya namun kemudian kembali lagi dan suaminya memaafkannya. Tapi hal
tersebut tidak mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual. Yang cukup
menghebohkan lagi, disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual dengan
melakukan hubungan lesbian dengan bibinya, Countess Klara Bathory.
Elizabeth kemudian mulai terpengaruh dengan satanisme yang
diajarkan oleh salah seorang pelayan terdekatnya yang bernama Dorothea Szentes
yang biasa disebut Dorka. Karena pengaruh Dorka, Bathory mulai menyenangi
kepuasan seksual lewat penyiksaan yang dilakukannya terhadap pelayan-pelayan
lainnya yang masih muda.
Selain Dorka, Elizabeth juga dibantu beberapa pelayan
terdekatnya yaitu : Suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvari dan seorang
pelayan wanita bernama Anna Darvula, yang merangkap sebagai kekasih Elizabeth.
Bersama para kekasih dan pelayan-pelayannya tersebut,
Elizabeth merubah kastil Csejthe menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual.
Para gadis-gadis muda yang jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk
penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan
berbagai alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu.
Kastil Csejthe |
Pada tahun 1600, suaminya Count Ferencz Nadasdy meninggal
dunia bukan dalam pertempuran tapi karena sakit yang dideritanya dan dimasa
itulah “Era Teror” sesungguhnya dimulai.
Memasuki usia 40 tahunan, Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya sudah mulai memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda-tanda penuaan dan keriput yang sebenarnya lumrah di usia tersebut. Tapi karena Elizabeth adalah pemuja kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi mempertahankan kecantikannya.
Suatu saat dengan tidak sengaja, seorang pelayaan wanita yang
sedang menyisir rambutnya secara tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu
keras. Elizabeth yang marah kemudian menampar gadis malang tersebut. Darah
memancar dari hidung gadis tersebut dan mengenai telapak tangan Elizabeth. Saat
itu Elizabeth disebutkan “menduga dan percaya” bahwa darah gadis muda tersebut
memancarkan cahaya kemudaan mereka.
Serta merta dia memerintahkan dua orang pelayannya,
Johannes Ujvari dan Dorka menelanjangi gadis tersebut, kemudian menarik
tangannya keatas bak mandi dan memotong urat nadinya. Ketika si gadis meninggal
kehabisan darah, Elizabeth segera mesuk kedalam bak mandi dan berendam dalam
kubangan darah.
Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa
tersebut masih kurang baginya. Demi mendapat darah yang lebih “berkualitas”,
Elizabeth kemudian mengincar darah para gadis bangsawan rendahan. Dia kemudian
melakukan banyak penculikan terhadap gadis-gadis bangsawan untuk dijadikan
korbannya.
Namun hal tersebut yang justru menjadi bumerang bagi
Elizabeth Bathory, karena hilangnya gadis-gadis bangsawan dengan cepat
mendapatkan perhatian di kalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh hingga
Raja sendiri.
Tanggal 30 Desember 1610, sepasukan tentara dibawah pimpinan
György Thurzó, yang merupakan sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Kastil Csejthe
di malam hari. Mereka semua terkejut dan terhenyak melihat pemandangan yang
mereka temukan di dalam kastil tersebut.
Mayat seorang gadis yang pucat kehabisan darah tergeletak
diatas meja makan, dan seorang gadis lagi yang masih hidup namun sekarat ditemukan
terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah. Dibagian penjara ditemukan belasan gadis yang sedang ditahan
menunggu giliran untuk dibunuh. Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari
50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membusuk.
Selama pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun 1611
sekurangnya 650 daftar nama korban-korbannya didapat berdasarkan laporan dari
berbagai pihak. Mulai dari keluarga-keluarga petani hingga keluarga-keluarga
bangsawan.
Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan di pengadilan
untuk diadili secara langsung.
Hanya ke empat pelayannya yang diadili dan kemudian dihukum
mati. Namun Elizabeth mendapatkan hukumannya juga. Raja Hungaria memerintahkan
Elizabeth dikurung dalam kamarnya di Kastil Csejthe selama sisa hidupnya.
Para pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu
dan jendela ruang kamar Elizabeth dengan tembok dengan hanya menyisakan lubang
kecil yang digunakan untuk memasukan makanan dan minuman sehari-sehari.
Tahun 1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth di-isolasi dengan
tembok di kamaranya sendiri, seorang penjaga melihat makanan yang disajikan
untuk Elizabeth tidak disentuh selama seharian.
Penjaga itu kemudian mengintip kedalam dan melihat sang
Countess tertelungkup dengan wajah di lantai. Elizabeth Bathory ”The Blood
Countess” telah meninggal di usia 54 tahun pada 21 Agustus 1614.
Di Share →